LONCENG SEPANJANG TAHUN

Jumat, 22 April 2011
“ Taurat Tuhan itu sempurna menyegarkan jiwa; peraturan
Tuhan itu teguh .. “ (Mazmur 19 : 8)

“Teng...teng..teng !!!” dentang lonceng terdengar di pagi hari
yang masih gelap, hawa dingin menusuk tulang, dan matahari belumlah
muncul dan merekah-kan sinarnya. Suara mengalun lembut terdengar dari
sebuah ruangan, sekumpulan orang berhimpun mengalunkan pujian yang
merdu, berdoa dan membaca sabda Tuhan dengan penuh penghayatan
dan sikap yang penuh hormat. Setiap pagi tanpa terlewatkan hal tersebut
selalu terjadi di tempat itu dan tidak seorangpun yang melewatkan
kegiatan tersebut entah pagi itu hujan dan udara amat dingin, ataupun
sampai larut malam ada kesibukan yang dikerjakan. Itulah sepenggal
cerita rekan saya bagaimana pengalamannya ketika ia berkesempatan
untuk tinggal di sebuah biara yang terletak di lereng pegunungan. Ya,
memang itulah keseharian para rohaniwan yang tinggal di biara tersebut.
Rekan saya sempat menanyakan pertanyaan ini kepada salah seorang
rohaniwan yang tinggal di biara tersebut, “Pak, apakah dengan setiap pagi
anda melakukan doa dan ibadah pagi sempat membuat anda bosan ? “
jawab rohaniwan tersebut :”saya tidak pernah bosan atau jenuh, mengapa
karena saya melakukan karena saya mencintai hal tersebut dan bagi saya
itu merupakan suatu kebutuhan”.
Sobat terkasih, kedua jawaban tersebut seharusnya menjadi
cerminan dari jawaban kita. Kita berdoa dan bersekutu dengan firman
haruslah didorong karena alasan cinta dan kebutuhan. Cinta akan Tuhan
membuat kita juga mencintai firman-Nya dan saat-saat kita berhubungan
dengan-Nya melalui doa. Kebutuhan akan doa dan firman membuat
kita menjadi pribadi yang selalu haus dan lapar akan hal tersebut. Ubah
pandangan kita mulai saat ini, jadikan cinta dan kebutuhan adalah alasan
kita untuk tetap bersekutu dengan Dia dalam doa dan firman sampai
selama-lamanya.

0 komentar:

Posting Komentar