“Jangan lalai mempergunakan karunia yang ada padamu,...” (1 Timotius 4:14)
Adalah Miswanto, seorang pensiunan pegawai PT Perkebunan Nusantara IX yang pertama kali menemukan bakat bermain bola pada anak keenamnya. Pria asal Getas, Kabupaten semarang ini melihat anaknya yang kala itu masih berusia sepuluh tahun sudah gemar menggocek si kulit bundar (bulat?). Miswanto menangkap ini sebagai ‘penemuan’ yang wajib ditindaklanjuti. Karenanya, ia memutuskan untuk mencoba melatih sendiri anaknya itu, berbekal pengalamannya melatih Persikas Kabupaten Semarang.
Tak puas, ia akhirnya mengirim anaknya untuk masuk sekolah sepakbola di Ungaran dan kemudian masuk ke Diklat Salatiga. Ternyata karir anaknya semakin benderang. Ia dilirik Persija sejak 1999, pernah juga merumput di Ehc Hoensbroek Norad Holland tahun 2000 dan juga di FC Selangor – Malaysia pada 2005. Tahukah Anda siapa anak Pak Miswanto itu? Ya, dialah Bambang Pamungkas. Pemain yang mengenakan nomor punggung 20 ini telah malang melintang di dunia persepakbolaan tanah air dan mancanegara.
Di gelaran AFF Cup, penghujung 2010 lalu, memang ia jarang dimainkan Coach Riedl sebagai starter. Tetapi pemain yang akrab disapa Bepe ini belum ‘habis.’ Di tengah tekanan psikologis yang kuat dari puluhan ribu penonton GBK, kapten timnas ini sukses mengeksekusi dua tendangan penalti ke gawang Thailand. Dengan dua tendangan Bepe itu pula rekor kekalahan timnas dengan Thailand terpecahkan.
Potensi tidak berkembang dengan sendirinya. Sebagaimana seorang Miswanto menemukan dan mengembangkan bakat putranya, kita juga dituntut melakukan hal yang sama. Apapun yang Tuhan berikan sebagai potensi akan kita kembangkan untuk kemuliaanNya. [JP]
BACA: 2 TIMOTIUS 1:3-8
PERENUNGAN: Mengapa Paulus mendorong Timotius untuk mengobarkan karunia yang ada pada dirinya?
PENERAPAN: Bagaimana Anda mengembangkan potensi diri dan mengatasi hambatan-hambatan yang ada?
Adalah Miswanto, seorang pensiunan pegawai PT Perkebunan Nusantara IX yang pertama kali menemukan bakat bermain bola pada anak keenamnya. Pria asal Getas, Kabupaten semarang ini melihat anaknya yang kala itu masih berusia sepuluh tahun sudah gemar menggocek si kulit bundar (bulat?). Miswanto menangkap ini sebagai ‘penemuan’ yang wajib ditindaklanjuti. Karenanya, ia memutuskan untuk mencoba melatih sendiri anaknya itu, berbekal pengalamannya melatih Persikas Kabupaten Semarang.
Tak puas, ia akhirnya mengirim anaknya untuk masuk sekolah sepakbola di Ungaran dan kemudian masuk ke Diklat Salatiga. Ternyata karir anaknya semakin benderang. Ia dilirik Persija sejak 1999, pernah juga merumput di Ehc Hoensbroek Norad Holland tahun 2000 dan juga di FC Selangor – Malaysia pada 2005. Tahukah Anda siapa anak Pak Miswanto itu? Ya, dialah Bambang Pamungkas. Pemain yang mengenakan nomor punggung 20 ini telah malang melintang di dunia persepakbolaan tanah air dan mancanegara.
Di gelaran AFF Cup, penghujung 2010 lalu, memang ia jarang dimainkan Coach Riedl sebagai starter. Tetapi pemain yang akrab disapa Bepe ini belum ‘habis.’ Di tengah tekanan psikologis yang kuat dari puluhan ribu penonton GBK, kapten timnas ini sukses mengeksekusi dua tendangan penalti ke gawang Thailand. Dengan dua tendangan Bepe itu pula rekor kekalahan timnas dengan Thailand terpecahkan.
Potensi tidak berkembang dengan sendirinya. Sebagaimana seorang Miswanto menemukan dan mengembangkan bakat putranya, kita juga dituntut melakukan hal yang sama. Apapun yang Tuhan berikan sebagai potensi akan kita kembangkan untuk kemuliaanNya. [JP]
BACA: 2 TIMOTIUS 1:3-8
PERENUNGAN: Mengapa Paulus mendorong Timotius untuk mengobarkan karunia yang ada pada dirinya?
PENERAPAN: Bagaimana Anda mengembangkan potensi diri dan mengatasi hambatan-hambatan yang ada?
0 komentar:
Posting Komentar