YESUS Sahabatku! (Kisah nyata!!)

Rabu, 12 Oktober 2011
Diambil dari cerita nyata………

Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina, yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah yang berbatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan.

Setiap kali berhasil menyebrangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja tiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan, sahabatnya. Tindakannya ini selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut. “Bagaimana kabarmu, Andy? Apakah kamu akan ke Sekolah?”

“Ya, Bapa Pendeta!” balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta tersebut. Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah tersebut, “Jangan menyebrang jalan raya sendirian, setiap kali pulang sekolah, kamu boleh mampir ke Gereja dan saya akan memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat.”

“Terima kasih, Bapa Pendeta.” “Kenapa kamu tidak pulang sekarang? Apakah kamu tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?” “Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan.. sahabatku.”

Dan Pendeta tersebut meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya di depan altar berbicara sendiri, tetapi pastur tersebut bersembunyi di balik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepada Bapa di Surga.

“Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku melakukannya. Aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanya kue ini. Terima kasih buat kue ini, Tuhan! Tadi aku melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya.. lucunya, aku jadi tidak begitu lapar. Lihat ini selopku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan.Engkau tahu sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa……. paling tidak aku tetap dapatpergi ke sekolah. Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, bahkan beberapa dari temanku sudah berhenti sekolah, tolong Bantu mereka supaya bisa bersekolah lagi. Tolong Tuhan.

Oh, ya..Engkau tahu kalau Ibu memukulku lagi. Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu. Tuhan, Engkau mau lihat lukaku??? Aku tahu Engkau dapat menyembuhkannya, disini..disini.aku rasa Engkau tahu yang ini kan….??? Tolong jangan marahi ibuku, ya…..?? dia hanya sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makan dan biaya sekolahku..itulah mengapa dia memukul aku.

Oh, Tuhan..aku rasa, aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang sangat cantik dikelasku, namanya Anita. menurut Engkau, apakah dia akan menyukaiku??? Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku. Hei.ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira??? Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu. Tapi ini kejutan bagiMu. Aku berharap Engkau menyukainya. Oooops..aku harus pergi sekarang.” Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Pendeta .

“Bapa Pendeta..Bapa Pendeta..aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anda bisa menemaniku menyebrang jalan sekarang!” Kegiatan tersebut berlangsung setiaphari, Andy tidak pernah absen sekalipun. Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Tuhan.. suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif. Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit. Gereja tersebut diserahkan kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat.

Mereka juga mengutuki orang yang menyinggung mereka. Ketika mereka sedang berdoa, Andypun tiba di Gereja tersebut usai menghadiri pesta Natal di sekolahnya, dan menyapa “Halo Tuhan..Aku..” “Kurang ajar kamu, bocah!!!tidakkah kamu lihat kalau kami sedang berdoa???!!! Keluar, kamu!!!!!” Andy begitu terkejut,”Dimana Bapa Pendeta Agaton..??Seharusnya dia membantuku menyeberangi jalan raya. dia selalu menyuruhku untuk mampir lewat pintu belakang Gereja. Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus, karena hari ini hari ulang tahunNya, akupun punya hadiah untukNya..”

Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar Gereja. “Keluar kamu, bocah!..kamu akan mendapatkannya!!!” Andy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyebrangi jalan raya yang berbahaya tersebut di depan Gereja.

……Lalu dia menyeberang, tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang – disitu ada tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy melindungi hadiah tersebut didalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut. Waktunya hanya sedikit untuk menghindar.dan Andypun tewas seketika……….

Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang tersebut yang sudah tidak bernyawa lagi. Tiba-tiba, entah muncul darimana ada seorang pria berjubah putih dengan wajah yang halus dan lembut, namun dengan penuh airmata dating dan memeluk bocah malang tersebut. Dia menangis.

Orang-orang penasaran dengan dirinya dan bertanya,”Maaf tuan..apakah anda keluarga dari bocah yang malang ini? Apakah anda mengenalnya?” Tetapi pria tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan yang begitu dalam berkata,”Dia adalah sahabatku.” Hanya itulah yang dikatakan. Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam saku baju bocah malang tersebut dan menaruhnya didadanya. Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh bocah tersebut, kemudian keduanya menghilang. Orang-orang yang ada disekitar tersebut semakin penasaran dan takjub..

Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita yang sangat mengejutkan. Diapun berkunjung ke rumah Andy untuk memastikan pria misterius berjubah putih tersebut. Pendeta itu bertemu dengan kedua orang tua Andy. “Bagaimana anda mengetahui putra anda telah meninggal?” “Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari.” Ucap ibu Andy terisak.

“Apa katanya?” Ayah Andy berkata,”Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sangat kesepian atas meninggalnya Andy, sepertinya Dia begitu mengenal Andy dengan baik. Tapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan memberikan kecupan dikeningnya, kemudian Dia membisikkan sesuatu.

“Apa yang dikatakan?” “Dia berkata kepada putraku..” Ujar sang Ayah. “Terima kasih buat kadonya. Aku akan berjumpa denganmu. Engkau akan bersamaku.” Dan sang ayah melanjutkan, “Anda tahu kemudian semuanya itu terasa begitu indah.. aku menangis tapi tidak tahu mengapa bisa demikian. Yang aku tahu.aku menangis karena bahagia..aku tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta, tetapi ketika dia meninggalkan kami, ada suatu kedamaian yang memenuhi hati kami, aku merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku.. Aku tidak dapat melukiskan sukacita dalam hatiku. aku tahu, putraku sudah berada di Surga sekarang. Tapi tolong Bapa Pendeta .. Siapakah pria ini yang selalu bicara dengan putraku setiap hari di Gerejamu? Anda seharusnya mengetahui karena anda selalu di sana setiap hari, kecuali pada saat putraku meninggal.

Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes dipipinya, dengan lutut gemetar dia berbisik,”Dia tidak berbicara kepada siapa-siapa… kecuali dengan Tuhan.”

Little Love

Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee , USA . Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya. Michael senang sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat sayang sama adiknya yang belum lahir itu.

Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.

Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!

Mami, … aku mau nyanyi buat adik kecil! Ibunya kurang tanggap.

Mami, … aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.

Mami, … aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta

Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil.

Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.

Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup! Ia d ice gat oleh suster didepan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster…. suster tak mau tahu; ini peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk! Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.

Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya … lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring “… You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey …” Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.

You never know, dear, How much I love you. Please don’t take my sunshine away. Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, … terus Michael! teruskan sayang! … bisik ibunya … The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands … dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur … I’ll always love you and make you happy, if you will only stay the same … Sang adik kelihatan begitu tenang … sangat tenang.

Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan … adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai … lalu tertidur lelap.

Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.

Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh amat luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.

Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan “How much I love you”.

Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil “Michael” untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil bagiNYA bila IA menghendaki terjadi.

Note:
Kadang hal-hal yang menentukan dalam diri orang lain …
Datang dari seseorang yang kita anggap lemah …
Hadir dari seseorang yang kita tidak pernah perhitungkan …

Renungkanlah Ini hey Pria-pria

" TOKO ISTRI "
Sbuah toko yg menjual istri baru, dibuka dimn pria dpt memilih wanita utk dijadikan sbagai seorang istri.

Diantara instruksi2 yg ada di pintu msk,terdpt instruksi yg menunjukkan bgmn aturan main utk masuk toko tsb: "Kamu hny dpt mengunjungi toko ini SATU KALI!"

Toko tsb terdiri dr 6 lantai dimn stiap lantai akan menunjukkan klompok calon istri.

Semkn tinggi lantainya,semkn tinggi pula nilai wanita tsb.Kamu dpt memilih wanita di lantai tertnt/lbh memilih ke lantai berikutnya, tp dgn syarat tdk bs turun lg ke lantai sblmnya kecuali utk keluar dr toko.

Lalu,seorang pria pun pg ke " TOKO ISTRI " tsb untuk mencari istri. Di stp lantai terdpt tulisan spt ini:

Lt 1:
"Wanita di lt ini taat pd Tuhan & pandai memasak."
Pria itu tersenyum, kmd dia naik ke lantai slanjutny

Lt 2:
"Wanita di lt ini taat pd Tuhan,pandai memasak & lemah lembut."
Kmbali pria itu naik ke lantai selanjutnya.

Lt 3:
"Wanita di lt ini taat pd Tuhan,pandai memasak,lemah lembut & cantik."
''Wow!'', ujar sang pria, tetapi pikiranny msh penasaran & trs naik.

Lalu smpailah pria itu di lt. 4 n terdpt tulisan:
"Wanita di lt ini taat pd Tuhan,pandai memasak,lemah lembut,cantik banget & syg anak."
''Ya ampun!'' Dia berseru, ''Aku hampir tak percaya!''

Dan dia tetap mlanjutkan ke lt 5:
"Wanita di lt ini taat pd Tuhan,pandai memasak,lemah lembut,cantik banget,syg anak & sexy."

Dia tergoda utk berhenti tp kmd dia melangkah ke lt. 6 & terdpt tulisan:
"Anda adalah pengunjung yg ke 4.363.012.000. Tdk ada wanita di lantai ini. Lantai ini hny semata2 pembuktian utk pria yg tdk prnh puas."
Trm ksh tlh berbelanja di " TOKO ISTRI ". Mohon hati2 ketika keluar dr sini.
=D =)) =D

Wadah Hati

Suatu ketika hiduplah seorang tua bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang pemuda sedang dirudung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air mukanya ruwet. Tamu itu memang tampak seperti orang yg tak bahagia. Tanpa membuang waktu orang itu langsung menceritakan semua masalahnya.
Pak tua bijak hanya mendengarkan dengan seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air.
Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan.
"Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya", ujar pak tua.
"Pahit, pahit sekali", jawab tamu sambil meludah ke samping.
Pak tua itu sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingandan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu. Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.
"Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah."
Saat tamu itu mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya, "Bagaimana rasanya?"
"Segar", sahut tamu.
"Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu?" tanya pak tua.
"Tidak," sahut tamu itu.
Dengan bijak pak tua itu menepuk punggung si anak muda, ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.
"Anak muda, dengarlah : pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung dari hati kita sendiri. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yang kamu dapat lakukan, lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."
Pak tua itu lalu kembali menasehatkan : "Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."
Keduanya lalu beranjak pulang, dan sama-sama belajar pada hari itu. Dan pak tua, si orang bijak itu kembali menyimpan serbuk pahit, untuk anak muda lain yang sering datang kepadanya membawa keresahan jiwa.
All great things have small beginning

Kesaksian Jim Caviezel, Pemeran Yesus Dalam The Passion Of Jesus Christ

Senin, 01 Agustus 2011
Jim Caviezel adalah seorang aktor biasa dengan peran-peran kecil dalam film-film yang juga tidak besar. Peran terbaik yang pernah dimilikinya adalah sebuah film perang yang berjudul “The Thin Red Line” yang mana dia hanya memerankan salah satu tokoh dari begitu banyaknya aktor besar yang berperan dalam film kolosal itu. Dalam Thin Red Line, Jim berperan sebagai prajurit yang berkorban demi menolong teman-temannya yang terluka dan terkepung musuh, ia berlari memancing musuh kearah yang lain walaupun ia tahu ia akan mati, dan akhirnya musuhpun mengepung dan membunuhnya. Kharisma kebaikan, keramahan, dan rela berkorbannya ini menarik perhatian Mel Gibson, yang sedang mencari aktor yang tepat untuk memerankan konsep film yang sudah lama disimpannya, menunggu orang yang tepat untuk memerankannya.
Dan inilah kesaksian Jim Caviezel. pemeran Yesus dalam film "The Passion Of Jesus Christ" ...
"Saya terkejut suatu hari dikirimkan naskah sebagai peran utama dalam sebuah film besar. Belum pernah saya bermain dalam film besar apalagi sebagai peran utama. Tapi yang membuat saya lebih terkejut lagi adalah ketika tahu peran yang harus saya mainkan. Ayolah…, Dia ini Tuhan, siapa yang bisa mengetahui apa yang ada dalam pikiran Tuhan dan memerankannya? Mereka pasti bercanda. Besok paginya saya mendapat sebuah telepon, "Hallo ini, Mel". Kata suara dari telpon tersebut. "Mel siapa?", Tanya saya bingung. Saya tidak menyangka kalau itu Mel Gibson, salah satu aktor dan sutradara Hollywood yang terbesar. Mel kemudian meminta kami bertemu, dan saya menyanggupinya. Saat kami bertemu, Mel kemudian menjelaskan panjang lebar tentang film yang akan dibuatnya. Film tentang Tuhan Yesus yang berbeda dari film-film lain yang pernah dibuat tentang Dia. Mel juga menyatakan bahwa akan sangat sulit dalam memerankan film ini, salah satunya saya harus belajar bahasa dan dialek alamik, bahasa yang digunakan pada masa itu.
Dan Mel kemudian menatap tajam saya, dan mengatakan sebuah resiko terbesar yang mungkin akan saya hadapi. Katanya bila saya memerankan film ini, mungkin akan menjadi akhir dari karir saya sebagai aktor di Hollywood. Sebagai manusia biasa saya menjadi gentar dengan resiko tersebut. Memang biasanya aktor pemeran Yesus di Hollywood, tidak akan dipakai lagi dalam film-film lain. Ditambah kemungkinan film ini akan dibenci oleh sekelompok orang Yahudi yang berpengaruh besar dalam bisnis pertunjukan di Hollywood sehingga habislah seluruh karir saya dalam dunia perfilman.
Dalam kesenyapan menanti keputusan saya apakah jadi bermain dalam film itu, saya katakan padanya. "Mel apakah engkau memilihku karena inisial namaku juga sama dengan Jesus Christ (Jim Caviezel), dan umurku sekarang 33 tahun, sama dengan umur Yesus Kristus saat Ia disalibkan?" Mel menggeleng setengah terperengah, terkejut, menurutnya ini menjadi agak menakutkan. Dia tidak tahu akan hal itu, ataupun terluput dari perhatiannya. Dia memilih saya murni karena peran saya di "Thin Red Line". Baiklah Mel, aku rasa itu bukan sebuah kebetulan, ini tanda panggilanku, semua orang harus memikul salibnya. Bila ia tidak mau memikulnya maka ia akan hancur tertindih salib itu. Aku tanggung resikonya, mari kita buat film ini! Maka saya pun ikut terjun dalam proyek film tersebut. Dalam persiapan karakter selama berbulan-bulan saya terus bertanya-tanya, dapatkah saya melakukannya? Keraguan meliputi saya sepanjang waktu. Apa yang seorang Anak Tuhan pikirkan, rasakan, dan lakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membingungkan saya, karena begitu banyak referensi mengenai Dia dari sudut pandang berbeda-beda. Akhirnya hanya satu yang bisa saya lakukan, seperti yang Yesus banyak lakukan yaitu lebih banyak berdoa. Memohon tuntunanNya melakukan semua ini. Karena siapalah saya ini memerankan Dia yang begitu besar. Masa lalu saya bukan seorang yang dekat dalam hubungan denganNya. Saya memang lahir dari keluarga Katolik yang taat, kebiasaan-kebiasaan baik dalam keluarga memang terus mengikuti dan menjadi dasar yang baik dalam diri saya. Saya hanyalah seorang pemuda yang bermain bola basket dalam liga SMA dan kampus, yang bermimpi menjadi seorang pemain NBA yang besar. Namun cedera engkel menghentikan karir saya sebagai atlet bola basket. Saya sempat kecewa pada Tuhan, karena cedera itu, seperti hancur seluruh hidup saya. Saya kemudian mencoba peruntungan dalam audisi-audisi, sebuah peran sangat kecil membawa saya pada sebuah harapan bahwa seni peran mungkin menjadi jalan hidup saya. Kemudian saya mendalami seni peran dengan masuk dalam akademi seni peran, sambil sehari-hari saya terus mengejar audisi. Dan kini saya telah berada dipuncak peran saya. Benar Tuhan, Engkau yang telah merencanakan semuanya, dan membawaku sampai disini. Engkau yang mengalihkanku dari karir di bola basket, menuntunku menjadi aktor, dan membuatku sampai pada titik ini. Karena Engkau yang telah memilihku, maka apapun yang akan terjadi, terjadilah sesuai kehendakMu.
Saya tidak membayangkan tantangan film ini jauh lebih sulit dari pada bayangan saya. Di make-up selama 8 jam setiap hari tanpa boleh bergerak dan tetap berdiri, saya adalah orang satu-satunya di lokasi syuting yang hampir tidak pernah duduk.. Sungguh tersiksa menyaksikan kru yang lain duduk-duduk santai sambil minum kopi. Kostum kasar yang sangat tidak nyaman, menyebabkan gatal-gatal sepanjang hari syuting membuat saya sangat tertekan. Salib yang digunakan, diusahakan seasli mungkin seperti yang dipikul oleh Yesus saat itu. Saat mereka meletakkan salib itu di pundak saya, saya kaget dan berteriak kesakitan, mereka mengira itu akting yang sangat baik, padahal saya sungguh-sungguh terkejut. Salib itu terlalu berat, tidak mungkin orang biasa memikulnya, namun saya mencobanya dengan sekuat tenaga. Yang terjadi kemudian setelah dicoba berjalan, bahu saya copot, dan tubuh saya tertimpa salib yang sangat berat itu. Dan sayapun melolong kesakitan, minta pertolongan. Para kru mengira itu akting yang luar biasa, mereka tidak tahu kalau saya dalam kecelakaan sebenarnya. Saat saya memulai memaki, menyumpah dan hampir pingsan karena tidak tahan dengan sakitnya, maka merekapun terkejut, sadar apa yang sesungguhnya terjadi dan segera memberikan saya perawatan medis. Sungguh saya merasa seperti setan karena memaki dan menyumpah seperti itu, namun saya hanya manusia biasa yang tidak biasa menahannya. Saat dalam pemulihan dan penyembuhan, Mel datang pada saya. Ia bertanya apakah saya ingin melanjutkan film ini, ia berkata ia sangat mengerti kalau saya menolak untuk melanjutkan film itu. Saya bekata pada Mel, saya tidak tahu kalau salib yang dipikul Tuhan Yesus seberat dan semenyakitkan seperti itu. Tapi kalau Tuhan Yesus mau memikul salib itu bagi saya, maka saya akan sangat malu kalau tidak memikulnya walau sebagian kecil saja. Mari kita teruskan film ini. Maka mereka mengganti salib itu dengan ukuran yang lebih kecil dan dengan bahan yang lebih ringan, agar bahu saya tidak terlepas lagi, dan mengulang seluruh adegan pemikulan salib itu. Jadi yang penonton lihat didalam film itu merupakan salib yang lebih kecil dari aslinya. Bagian syuting selanjutnya adalah bagian yang mungkin paling mengerikan, baik bagi penonton dan juga bagi saya, yaitu syuting penyambukan Yesus. Saya gemetar menghadapi adegan itu, Karena cambuk yang digunakan itu sungguhan. Sementara punggung saya hanya dilindungi papan setebal 3 cm. Suatu waktu para pemeran prajurit Roma itu mencambuk dan mengenai bagian sisi tubuh saya yang tidak terlindungi papan. Saya tersengat, berteriak kesakitan, bergulingan ditanah sambil memaki orang yang mencambuk saya. Semua kru kaget dan segera mengerubungi saya untuk memberi pertolongan. Tapi bagian paling sulit, bahkan hampir gagal dibuat yaitu pada bagian penyaliban. Lokasi syuting di Italia sangat dingin, sedingin musim salju, para kru dan figuran harus manggunakan mantel yang sangat tebal untuk menahan dingin. Sementara saya harus telanjang dan tergantung diatas kayu salib, diatas bukit yang tertinggi disitu. Angin dari bukit itu bertiup seperti ribuan pisau menghujam tubuh saya. Saya terkena hypothermia (penyakit kedinginan yang biasa mematikan), seluruh tubuh saya lumpuh tak bisa bergerak, mulut saya gemetar bergoncang tak terkendalikan. Mereka harus menghentikan syuting, karena nyawa saya jadi taruhannya. Semua tekanan, tantangan, kecelakaan dan penyakit membawa saya sungguh depresi. Adegan-adegan tersebut telah membawa saya kepada batas kemanusiaan saya. Dari adegan-keadegan lain semua kru hanya menonton dan menunggu saya sampai pada batas kemanusiaan saya, saat saya tidak mampu lagi baru mereka menghentikan adegan itu. Ini semua membawa saya pada batas-batas fisik dan jiwa saya sebagai manusia. Saya sungguh hampir gila dan tidak tahan dengan semua itu, sehingga seringkali saya harus lari jauh dari tempat syuting untuk berdoa. Hanya untuk berdoa, berseru pada Tuhan kalau saya tidak mampu lagi, memohon Dia agar memberi kekuatan bagi saya untuk melanjutkan semuanya ini. Saya tidak bisa, masih tidak bisa membayangkan bagaimana Yesus sendiri melalui semua itu, bagaimana menderitanya Dia. Dia bukan sekedar mati, tetapi mengalami penderitaan luar biasa yang panjang dan sangat menyakitkan, bagi fisik maupun jiwaNya. Dan peristiwa terakhir yang merupakan mujizat dalam pembuatan film itu adalah saat saya ada diatas kayu salib. Saat itu tempat syuting mendung gelap karena badai akan datang, kilat sambung menyambung diatas kami. Tapi Mel tidak menghentikan pengambilan gambar, karena memang cuaca saat itu sedang ideal sama seperti yang seharusnya terjadi seperti yang diceritakan. Saya ketakutan tergantung diatas kayu salib itu, disamping kami ada dibukit yang tinggi, saya adalah objek yang paling tinggi, untuk dapat dihantam oleh halilintar. Baru saja saya berpikir ingin segera turun karena takut pada petir, sebuah sakit yang luar biasa menghantam saya beserta cahaya silau dan suara menggelegar sangat kencang. Dan sayapun tidak sadarkan diri. Yang saya tahu kemudian banyak orang yang memanggil-manggil meneriakkan nama saya, saat saya membuka mata semua kru telah berkumpul disekeliling saya, sambil berteriak-teriak "dia sadar! dia sadar!".
"
Apa yang telah terjadi?" Tanya saya. Mereka bercerita bahwa sebuah halilintar telah menghantam saya diatas salib itu, sehingga mereka segera menurunkan saya dari situ. Tubuh saya menghitam karena hangus, dan rambut saya berasap, berubah menjadi model Don King. Sungguh sebuah mujizat kalau saya selamat dari peristiwa itu. Melihat dan merenungkan semua itu seringkali saya bertanya, "Tuhan, apakah Engkau menginginkan film ini dibuat? Mengapa semua kesulitan ini terjadi, apakah Engkau menginginkan film ini untuk dihentikan"? Namun saya terus berjalan, kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan. Selama itu benar, kita harus terus melangkah. Semuanya itu adalah ujian terhadap iman kita, agar kita tetap dekat padaNya, supaya iman kita tetap kuat dalam ujian. Orang-orang bertanya bagaimana perasaan saya saat ditempat syuting itu memerankan Yesus. Oh… itu sangat luar biasa… mengagumkan… tidak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata. Selama syuting film itu ada sebuah hadirat Tuhan yang kuat melingkupi kami semua, seakan-akan Tuhan sendiri berada disitu, menjadi sutradara atau merasuki saya memerankan diriNya sendiri.
Itu adalah pengalaman yang tak terkatakan. Semua yang ikut terlibat dalam film itu mengalami lawatan Tuhan dan perubahan dalam hidupnya, tidak ada yang terkecuali. Pemeran salah satu prajurit Roma yang mencambuki saya itu adalah seorang muslim, setelah adegan tersebut, ia menangis dan menerima Yesus sebagai Tuhannya. Adegan itu begitu menyentuhnya. Itu sungguh luar biasa. Padahal awalnya mereka datang hanya karena untuk panggilan profesi dan pekerjaan saja, demi uang.. Namun pengalaman dalam film itu mengubahkan kami semua, pengalaman yang tidak akan terlupakan. Dan Tuhan sungguh baik, walaupun memang film itu menjadi kontroversi. Tapi ternyata ramalan bahwa karir saya berhenti tidak terbukti. Berkat Tuhan tetap mengalir dalam pekerjaan saya sebagai aktor. Walaupun saya harus memilah-milah dan membatasi tawaran peran sejak saya memerankan film ini. Saya harap mereka yang menonton The Passion Of Jesus Christ, tidak melihat saya sebagai aktornya. Saya hanyalah manusia biasa yang bekerja sebagai aktor, jangan kemudian melihat saya dalam sebuah film lain kemudian mengaitkannya dengan peran saya dalam The Passion dan menjadi kecewa. Tetap pandang hanya pada Yesus saja, dan jangan lihat yang lain. Film itu telah menyentuh dan mengubah hidup saya, saya berharap juga hal yang sama terjadi pada hidup anda. Amin.
Sumber : dari forward email

Kisah Pertobatan Bintang Porno

Yesus sangat mencintai siapa saja yang mau menerima-Nya sebagai Juru Selamat, bahkan Shelley Lubben, seorang bintang film porno, bisa Tuhan jamah, Tuhan menangkan dan hidupnya berubah total.
"Sewaktu kamera mulai merekam, saya merasa sepertinya setan datang kepada saya, dan saya merasa hampir dapat melihat dia sambil berkata, ‘Kau lihat kan Shelley, setiap orang akan mencintaimu sekarang. Aku akan membuatmu terkenal!'" ujar Shelley memulai kesaksian hidupnya.
Ini adalah ketenaran yang diimpikan oleh semua orang. Saat Shelley pertama kali diperkenalkan kepada produser film porno perdananya, produsernya spontan bertanya, "Di mana kamu mendapatkan wanita yang luar biasa ini?" Dan karir Shelley pun melonjak dari seorang amatir menjadi seorang yang profesional dalam dunia film dewasa bersama dengan bintang film porno terkenal lainnya.
Shelley Lubben bahkan memenangkan penghargaan sebagai pendatang baru bintang porno terbaik. Tapi ketenaran membuatnya harus membayar sebuah harga yang mahal.
"Hal itu menghancurkan saya. Saya kehilangan kefeminiman saya, saya kehilangan setiap bagian dari Shelley setiap saya memerankan peran porno."
Wanita dari Glendora, California itu, tidak pernah berpikir bahwa hidupnya akan menjadi seperti itu. Sebagai seorang anak, Shelley membuka hatinya untuk Kristus dan berharap dia akan menjadi seorang pengkhotbah dan seorang penulis.
"Dulu saya sangat mencintai Tuhan. Dulu Tuhan sering berbicara kepada saya, dan ketika itu saya suka menulis puisi tentang Dia dan saya suka pergi dan menceritakan tentang Injil kepada setiap orang yang ingin mendengarnya. Saya sangat mencintai Tuhan saat saya masih kecil".
Namun cara pandang Shelley tentang cinta berubah. Kepolosan Shelley terenggut darinya karena sebuah kejadian yang sangat traumatik baginya.
"Saat saya berusia 9 tahun, saya dilecehkan secara seksual oleh seorang remaja laki-laki dan saudara perempuannya yang mana dia adalah teman sekelas saya. Sebagai seorang anak kecil, cukup berat membawa beban pedih itu kemana-mana. Saya tidak tahu bagaimana harus mengatasinya secara emosional. Saya marah karena saya penasaran tentang seks. Hal itu membuat saya merasa dicintai sekaligus merasa kotor. Dan saya pun mulai jatuh bangun dalam hal ini. Pada waktu saya remaja, saya mau menunjukkan hal itu."
Shelley mengubur sakit hatinya dengan seks dan obat-obatan terlarang. Pada waktu Shelley berusia 18 tahun, orang tuanya tidak dapat menanggung kehidupan Shelley lagi. Shelley pun berjalan di jalannya sendiri dan ia sangat membutuhkan uang untuk bertahan hidup. Hingga suatu saat, seseorang menawarkannya untuk mendapatkan uang dengan mudah.
"Seorang yang terlihat baik menghampiri saya. Dia merangkul saya dan berkata, ‘Kamu tahu, ada seorang pria di dalam apartemen di kompleks itu yang berpikir kalau kamu sangat cantik dan dia ingin kamu bercinta dengannya. Dia akan memberi kamu 35 dollar'. Dan saya terkejut, tidak tahu harus berkata apa. Saya pernah berhubungan seks, tapi saya belum pernah menjadi seorang pelacur. Jadi ada bagian dari diri saya seperti berkata, saya sudah tidak punya apa-apa lagi untuk dimakan, orang tua saya tidak peduli sama saya, Tuhan tidak pernah peduli pada saya, jadi kenapa tidak saya terima tawaran ini. Saya juga sudah tidak peduli lagi akan diri saya sendiri. Dan sejak itulah akhirnya saya terjun dalam industri seks," ujar Shelley mengisahkan awal dirinya mengenal dunia prostitusi.
Dunia pelacuran pun menjadi jalan hidupnya. Shelley hamil oleh salah seorang pelanggannya, tapi Shelley memutuskan untuk tetap membesarkan anak itu seorang diri. Setelah beberapa tahun, Shelley mulai jatuh bangun menghadapi gaya hidupnya yang berantakan dan ingatannya kembali kepada hubungan yang pernah dia miliki dengan Tuhan sewaktu ia kecil.
"Saya tidak pernah kehilangan iman saya dalam Tuhan, tapi saya sudah tidak percaya lagi kepada-Nya. Saat itu saya merasa tidak bisa lagi mempercayai siapapun dan saya hanya melakukan apa yang menurut saya memang perlu untuk saya lakukan. Itulah cara saya menimbang dan menjalani kehidupan saya."
Dunia pelacuran lambat laun mulai luntur dalam hidupnya. Shelley takut diperkosa atau dilempar ke dalam penjara seperti pekerja seks lainnya.
"Namun saat itu ada seseorang yang berkata kepada saya, ‘Kenapa kamu tidak menjadi bintang porno saja?' Saya bilang, ‘Porno?' Mereka bilang, ‘Iya!'. Dan saya bilang, ‘Saya belum pernah berpikir untuk melakukan itu. Kamu tahu dari mana?' Dan dia bilang bahwa mereka akan membayar saya 2000 dollar untuk sebuah film porno. Saya bertanya, ‘Itu untuk satu film?' Saya tidak tahu dunia seperti apa yang akan saya hadapi saat itu, mungkin seperti pelacuran, hanya saja yang ini legal. Jadi saya tidak perlu masuk penjara. Dan tawaran itu sangat menggiurkan bagi saya."
Tapi Shelley tidak tahu tentang harga yang harus ia bayar sebagai seorang bintang film porno. Pada hari pertama saat shooting akan berlansung, dia pun menemukan jawabannya.
"Tepat pada saat saya memasuki adegan itu, rasanya seperti ada restu dari setan dan urapan kegelapan yang jatuh pada saya. Sesuatu yang menakutkan, sesuatu yang sangat gelap. Tidak seperti dunia pelacuran, sepertinya saya tahu kalau saya berada dalam teritorinya iblis. Seperti diperhadapkan dengan setan, saya sungguh tidak percaya bahwa saya akan melakukan hal ini!"
Namun Shelley mampu melewati hal itu dan karirnya melonjak. Ketenaran dan kekayaan menjadi suatu hal yang adiktif. Di balik layar, Shelley hancur.
"Saya pikir saya tidak akan pernah keluar dari pornografi karena saya merasa tidak ada pilihan lain untuk saya!"
Di saat-saat yang paling gelap dalam kehidupannya, Shelley merasakan kasih Tuhan menjamahnya. Bahkan Shelley mulai merasakan Roh Tuhan sebelum dia berpose di depan kamera.
"Tuhan seperti hadir di ruangan itu dan berkata, ‘Tolong jangan lakukan ini!' Tuhan benar-benar hadir! Dia berkata, ‘Shelley, tolong jangan lakukan hal ini!' Dan saya berkata, ‘Ya, tapi Engkau tidak memelihara hidup saya. Apa yang harus saya lakukan? Saya mahir dalam hal ini. Mereka mencintai saya. Mereka pikir saya hebat. Orang tua saya saja tidak peduli. Dan Tuhan, Engkau juga tidak peduli pada saya!' Tapi Yesus berkata, ‘Aku peduli! Aku sudah menanggung semuanya di kayu salib untuk kamu. Aku sudah bayar semuanya di sini. Aku mengampuni kamu.' Dan saya berkata, ‘Bagaimana bisa Engkau mengampuni saya? Saya sudah melakukan banyak hal yang sangat buruk!'" kisah Shelley sambil menangis.
Shelley tidak siap untuk menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Tapi dia sudah tidak menjadi bintang film porno lagi. Shelley terkena penyakit kelamin dan secara diam-diam meninggalkan dunia film dewasa. Panggilan untuk bangkit, kembali datang dalam hidupnya.
"Saya mengalami sebuah kecelakaan mobil yang sangat parah. Mobil yang saya naiki terguling-guling dan saya yakin saat itu saya pasti mati. Saya pasti mati dalam kecelakaan ini. Saya yakin saya pasti akan masuk neraka. Itu hal pertama yang muncul dalam pikiran saya, saya pasti masuk neraka! Tapi ternyata saya selamat tanpa lecet sedikitpun. Saya bilang, Tuhan benar-benar sedang berbicara kepada saya. Saya tidak akan kembali menoleh ke belakang. Tuhan yang tahu apa yang akan saya lakukan selanjutnya. Tepat setelah itu saya bertemu dengan seseorang yang sekarang sudah menjadi suami saya, Garrett," kisah Shelley menceritakan bagaimana Tuhan menyatakan kuasa-Nya atas hidupnya.
Garrett, suami Shelley saat ini, menceritakan mengenai awal hubungannya dengan Shelley.
"Waktu itu saya sedang berada di titik terbawah dalam hidup saya. Saya mulai memakai obat-obatan terlarang. Waktu saya bertemu Shelley, saya bertemu dengan seseorang yang berada di level hidup yang sama dengan saya, dan kami mulai menjadi sahabat baik. Kami tidak dapat dipisahkan. Saya tidak pernah berhasrat untuk melakukan hubungan seksual dengan Shelley, hubungan kami seperti sahabat. Cerita tentang Tuhan dan Yesus saat kami masih kecil mulai membangun kami, dan kami pun memiliki hubungan persahabatan yang semakin erat. Dan kami benar-benar menyadari bahwa hubungan kami mulai menuju ke arah yang berbeda."
Pria yang awalnya adalah sahabatnya tak lama kemudian menjadi suaminya. Bersama-sama, Shelley dan Garrett kembali kepada Yesus. Dan Tuhan menolong mereka dengan membersihkan kehidupan mereka.
"Saya mulai melihat Tuhan sebagai sosok Bapa. Bukan seperti Tuhan yang ada di langit dan berkata supaya kita harus mengikuti segala perintah-Nya, kalau tidak kita akan dihukum. Tuhan menjadi seperti seorang Bapa untuk saya," ujar Shelley mengisahkan awal pemulihan dalam hidupnya.
Tuhan secara ajaib menyembuhkan penyakit kelamin Shelley. Namun pemulihan dirinya secara emosional memerlukan waktu yang cukup lama. Shelley bergumul untuk belajar menjadi seorang istri dan ibu dari 3 orang anak perempuan. Shelley mempelajari Alkitab untuk menemukan jawabannya.
"Saya harus belajar untuk mengampuni setiap orang karena saya menyalahkan semua orang atas segala hal yang terjadi dalam kehidupan saya. Jadi Tuhan ajarkan saya tentang pengampunan, karena kalau Tuhan telah mengampuni saya, kenapa saya tidak bisa mengampuni orang lain?"
Shelley juga telah mengampuni dirinya sendiri dan dia telah meninggalkan masa lalunya untuk selamanya.
"Sewaktu kita secara sadar mempraktekkan prinsip firman Tuhan, lambat laun hal itu akan menjadi kebiasaan dan terjadi dengan sendirinya di dalam diri kita. Merupakan hal yang alami bagi saya untuk melakukan firman Tuhan dari 2 Korintus 10:5 (Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus). Sudah menjadi hal yang alami bagi saya untuk menaklukkan segala pikiran yang negatif. Perlu waktu bertahun-tahun bagi saya untuk mempraktekkan hal itu, karena bisa Anda bayangkan bahwa saya memiliki banyak pikiran negatif yang harus ditaklukkan. Setan akan berulang-ulang berkata kepada saya ini adegan filmnya, ini skenarionya, ingat bahwa kamu dulu adalah seorang pelacur. Hal itu datang bertubi-tubi selama proses pemulihan itu. Karena itu saya harus memilih untuk mempercayai Firman Tuhan," Shelley mengisahkan proses pemulihan yang terjadi dalam hidupnya.
Saat ini Shelley pada akhirnya dapat membagikan kebebasan yang dia temukan dalam Kristus kepada anak-anaknya dan juga kepada dunia.
"Tuhan berkata kepada saya bahwa tidak satu ons pun dari sakit hati yang pernah saya alami menjadi sia-sia dan tidak mendatangkan kebaikan. Yesus sangat setia kepada saya. Dalam setiap hal Dia sungguh setia," ujar Shelley menutup kesaksiannya.
Tuhan tidak pernah sedikitpun melupakan Anda. Sekali Anda pernah berada di genggaman-Nya, tak akan ada satu kuasa pun yang sanggup mengambil Anda dari genggaman kasih Tuhan. Jangan pernah lupakan kasih-Nya dalam hidup Anda yang terkelam sekalipun. (Kisah ini ditayangkan 27 November 2008 dalam acara Solusi Life di O'Channel)
Sumber : Shelley Lubben/jawaban.com

Cara Berdoa

Dengan Allah yang sedemikian rindu menunggu untuk mendengarkan kita, serta hak yang sedemikian istimewa karena doa yang dapat kita gunakan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan mendapatkan semua karunia-Nya, mengapa kita tidak lebih banyak meminta ?


Penyebab utamanya adalah musuh jiwa kita, yang ingin mencegah agar kita tidak mengembangkan hubungan yang akan memberikan sukacita dan kepuasan. Dan strategi musuh yang nomor satu untuk mencegah doa kita adalah dengan menggunakan kesibukan kita.


Nah, berikut ini adalah tips-tips singkat agar kita bisa berdoa yang menyenangkan hati Tuhan :




BERDOALAH SECARA SPESIFIK
Yesus ingin agar kita mendoakan hal-hal yang spesifik. Dia menggunakan roti dan ikan sebagai ilustrasi dalam Matius 7 untuk mengajarkan doa kepada para pendengarnya. Dia menggunakan berbagai kebutuhan hidup mereka yang umum dan biasa. Ketika kita berdoa, kita harus berdoa secara spesifik. Mintalah kepada Allah apa yang Anda butuhkan dengan spesifik sehingga ketika doa Anda dikabulkan, Anda akan mengetahuinya, kemudian memuji dan bersyukur kepada-Nya atas jawaban doa Anda. Kita tidak boleh menjadikan doa kita semacam permainan kepura-puraan rohani tanpa ada kaitannya dengan kebutuhan nyata yang menghadang kita. Permintaan Anda akan menjadi sangat spesifik, begitu pula dengan doa.


BERDOALAH DENGAN PRIBADI
Beberapa orang berpikir bahwa doa hanya dapat dilakukan secara bersama-sama. Jika mereka memerlukan doa, mereka menghubungi gereja dan meminta semua orang mendoakan mereka. Cara itu baik, tetapi doa pribadi tidak kalah baik dengan doa bersama. Doa adalah sesuatu yang bersifat pribadi. Untuk meminta sebagaimana kita seharusnya meminta menuntut suatu keheningan secara teratur di hadapan Allah, menyendiri ke tempat sunyi. Dalam Markus 1, sesudah Yesus bangun jauh sebelum matahari terbit untuk pergi ke luar sendiri dan berdoa, murid-murid-Nya mencari Dia. "Semua orang mencari Engkau", kata mereka ketika mereka menemukan-Nya (Markus 1 : 37).  Prinsip yang kita pelajari dalam kehidupan Yesus ini juga berlaku bagi kita sebagaimana hal itu berlaku bagi Yesus. Jika Yesus, Putra Allah, mempraktekkan disiplin dan ketetapan hati untuk menyendiri dari keramaian supaya Dia bisa menyendiri bersama Bapa untuk berdoa, maka kita juga harus melakukan itu.


BERDOALAH DENGAN JUJUR
Dalam pendahuluan untuk Mazmur dalam bukunya yang berjudul "The Message", Eugen Peterson menulis bahwa karena kita tidak berpengalaman dalam hal berdoa, "Kita menganggap bahwa pastilah ada bahasa 'orang dalam' yang harus kita kuasai sebelum Allah mendengarkan doa kita dengan serius. Namun, bahasa semacam itu tidak ada. Doa bersifat mendasar, bukan bersifat lanjut. Doa menjadi bahasa sarana bahasa kita untuk menjadi jujur, benar, dan bersifat pribadi dalam menanggapi Allah. Doa menjadi sarana untuk kita memperoleh segala sesuatu di kehidupan kita dalam keterbukaan di hadapan Allah".  Allah ingin kita mendekati-Nya dengan jujur, terbuka, dan tulus. Doa berhubungan dengan berbagai masalah dunia nyata yang disampaikan dalam bahasa dunia nyata. Allah tidak ingin kita menaikkan doa yang indah di hadapan-Nya, namun Dia ingin doa yang jujur dari dasar hati kita. Ketika kita membaca Mazmur, kita melihat bahwa Daud tidak pernah berusaha menyembunyikan apa yang dirasakannya mengenai berbagai hal ketika ia berbicara dengan Allah. Ia berbicara terus terang dan jujur ketika ia berseru kepada Tuhan. Kadang-kadang malah kita sendiri hampir tidak percaya bahwa Daud berani mengatakan halhal seperti itu kepada Tuhan.


BERDOALAH DENGAN TEKUN
Ingatlah untuk terus meminta, mencari, dan terus mengetuk. Berdoalah dengan ketekunan. Seorang dosen bernama Howard Hendricks yang adalah seorang yang luar biasa dan takut akan Tujan bercerita tentang suatu hal yang sangat menakjubkan. Suatu hari ia masuk kelas, dan dengan berurai air mata ia mengumumkan, "Tuan-tuan, saya ingin mengatakan sesuatu kepada Anda semua. Ayah saya yang berusia tujuh puluh tahun menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamatnya. Hal ini mungkin tidak ada artinya bagi Anda, tetapi hendaklah Anda ketahui bahwa selama empat puluh tahun saya telah berdoa setiap hari untuk keselamatannya. Dan, sesudah empat puluh tahun, Allah akhirnya mengatakan ya". Tidak heran Yesus mengatakan kepada kita agae selalu berdoa tanpa jemu-jemu. Akan ada hasilnya jika kita berdoa. Akan ada hasilnya jika kita berdoa tanpa jemu-jemu.


Nah, itulah tips-tips singkat tentang cara berdoa yang menyenangkan hati Tuhan. Semoga bermanfaat.


Sumber : David Jeremiah dalam buku "The Answer"

Kata inspiratif

Kemarahan adalah suatu kondisi di mana lidah bekerja lebih cepat dari pikiran.

Anda tidak dapat mengubah masa lalu, tetapi Anda dapat menghancurkan masa kini dengan mengkhawatirkan masa depan.


Saat paling gelap malam adalah sebelum fajar.

Jauhkan mata Anda terbuka lebar sebelum menikah, setengah tertutup sesudahnya.

Semua orang tersenyum dalam bahasa yang sama.

Sebuah pelukan adalah karunia besar .... satu ukuran cocok untuk semua. Hal ini dapat diberikan untuk setiap kesempatan dan mudah untuk bertukar.

Setiap orang perlu untuk dicintai ... terutama ketika mereka tidak pantas mendapatkannya.

Ukuran nyata dari kekayaan seseorang adalah apa yang dia telah berinvestasi dalam kekekalan.

Cinta ... dan Anda akan dicintai.

Setiap orang memiliki keindahan tetapi tidak semua orang melihatnya.

Sangat penting bagi orangtua untuk menjalani hal yang sama yang mereka ajarkan.

Hal-hal yang terbaik dan paling indah di dunia tidak dapat dilihat atau bahkan disentuh. Mereka harus dirasakan dengan hati.

Jika Anda mengisi hati Anda dengan penyesalan hari kemarin dan kekhawatiran masa depan, Anda tidak punya hari ini untuk disyukuri.

Pernikahan adalah seperti permainan kompromi. Ketika salah satu dari pemain berhenti mengorbankan, game ini akan berakhir.

Pilihan yang Anda buat hari ini biasanya akan mempengaruhi besok.

Luangkan waktu untuk tertawa, karena itu adalah musik dari jiwa.

Jika ada yang berkata buruk tentang Anda, hidup sehingga tidak akan percaya.

Kesabaran adalah kemampuan untuk siaga motor Anda ketika Anda merasa seperti stripping gigi Anda.

Cinta adalah diperkuat dengan bekerja melalui konflik bersama.

Hal terbaik yang bisa dilakukan orangtua untuk anak-anak mereka adalah untuk saling mencintai.

Kata-kata kasar tidak mematahkan tulang tetapi mereka hati istirahat.

Untuk keluar dari kesulitan, seseorang biasanya harus melalui itu.

Kami mengambil begitu saja hal-hal yang kita harus memberikan terima kasih untuk.

Cinta adalah satu-satunya hal yang dapat dibagi tanpa berkurang.

Kebahagiaan ditingkatkan oleh orang lain tetapi tidak bergantung pada orang lain.

Untuk setiap menit Anda marah dengan seseorang, Anda kehilangan 60 detik kebahagiaan yang Anda tidak pernah bisa kembali.

Lakukan apa yang Anda bisa, untuk siapa Anda bisa, dengan apa yang Anda miliki, dan di mana Anda

Rancangan-KU Bukanlah Rancanganmu

Senin, 18 Juli 2011

Ada seorang anak laki-laki yang berambisi bahwa suatu hari nanti ia akan menjadi jenderal Angkatan Darat. Anak itu pandai dan memiliki ciri-ciri yang lebih daripada cukup untuk dapat membawa nya kemanapun ia mau. Untuk itu ia bersyukur kepada Tuhan, oleh karena ia adalah seorang anak yang takut akan Tuhan dan ia selalu berdoa agar supaya suatu hari nanti impiannya itu akan menjadi kenyataan.

Sayang sekali, ketika saatnya tiba baginya untuk bergabung dengan Angkatan Darat , ia ditolak oleh karena memiliki telapak kaki rata. Setelah berulang kali berusaha, ia kemudian melepaskan hasratnya untuk menjadi jenderal dan untuk hal itu ia mempersalahkan Tuhan yang tidak menjawab doanya. Ia merasa seperti berada seorang diri, dengan perasaan yang kalah, dan di atas segalanya, rasa amarah yang belum pernah dialaminya sebelumnya.

Amarah yang mulai ditujukannya terhadap Tuhan. Ia tahu bahwa Tuhan ada, namun tidak mempercayai-Nya lagi sebagai seorang sahabat, tetapi sebagai seorang tiran (penguasa yang lalim). Ia tidak pernah lagi berdoa atau melangkahkan kakinya ke dalam gereja. Ketika orang-orang seperti biasanya berbicara tentang Tuhan yang Maha Pengasih, maka ia akan mengejek dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan rumit yang akan membuat orang-orang percaya itu kebingungan.

Ia kemudian memutuskan untuk masuk perguruan tinggi dan menjadi dokter. Dan begitulah, ia menjadi dokter dan beberapa tahun kemudian menjadi seorang ahli bedah yang handal. Ia menjadi pelopor di dalam pembedahan yang berisiko tinggi dimana pasien tidak memiliki kemungkinan hidup lagi apabila tidak ditangani oleh ahli bedah muda ini. Sekarang, semua pasiennya memiliki kesempatan, suatu hidup yang baru.

Selama bertahun-tahun, ia telah menyelamatkan beribu-ribu jiwa, baik anak-anak maupun orang dewasa. Para orang tua sekarang dapat tinggal dengan berbahagia bersama dengan putra atau putri mereka yang dilahirkan kembali, dan para ibu yang sakit parah sekarang masih dapat mengasihi keluarganya. Para ayah yang hancur hati oleh karena tak seorangpun yang dapat memelihara keluarganya setelah kematiannya, telah diberikan kesempatan baru.

Setelah ia menjadi lebih tua maka ia melatih para ahli bedah lain yang bercita-cita tinggi dengan teknik bedah barunya, dan lebih banyak lagi jiwa yang diselamatkan. Pada suatu hari ia menutup matanya dan pergi menjumpai Tuhan. Di situ, masih penuh dengan kebencian, pria itu bertanya kepada Tuhan mengapa doa-doanya tidak pernah dijawab, dan Tuhan berkata, "Pandanglah ke langit, anak-Ku, dan lihatlah impianmu menjadi kenyataan".
Di sana , ia dapat melihat dirinya sendiri sebagai seorang anak laki-laki yang berdoa untuk bisa menjadi seorang prajurit. Ia melihat dirinya masuk Angkatan Darat dan menjadi prajurit.. Di sana ia sombong dan ambisius, dengan pandangan mata yang seakan-akan berkata bahwa suatu hari nanti ia akan memimpin sebuah resimen. Ia kemudian dipanggil untuk mengikuti peperangannya yang pertama, akan tetapi ketika ia berada di kamp di garis depan, sebuah bom jatuh dan membunuhnya. Ia dimasukkan ke dalam peti kayu untuk dikirimkan kembali kepada keluarganya. Semua ambisinya kini hancur berkeping-keping saat orang tuanya menangis dan terus menangis.

Lalu Tuhan berkata, "Sekarang lihatlah bagaimana rencana-Ku telah terpenuhi sekalipun engkau tidak setuju".
Sekali lagi ia memandang ke langit. Di sana ia memperhatikan kehidupannya, hari demi hari dan berapa banyak jiwa yang telah diselamatkannya. Ia melihat senyum di wajah pasiennya dan di wajah anggota keluarganya dan kehidupan baru yang telah diberikannya kepada mereka dengan menjadi seorang ahli bedah.

Kemudian di antara para pasiennya, ia melihat seorang anak laki-laki yang juga memiliki impian untuk menjadi seorang prajurit kelak, namun sayangnya dia terbaring sakit. Ia melihat bagaimana ia telah menyelamatkan nyawa anak laki-laki itu melalui pembedahan yang dilakukannya. Hari ini anak laki-laki itu telah dewasa dan menjadi seorang jenderal. Ia hanya dapat menjadi jenderal setelah ahli bedah itu menyelamatkan nyawanya.

Sampai di situ, ia tahu bahwa Tuhan ternyata selalu berada bersama dengannya. Ia mengerti bagaimana Tuhan telah memakainya sebagai alat-Nya untuk menyelamatkan beribu-ribu jiwa, dan memberikan masa depan kepada anak laki-laki yang ingin menjadi prajurit itu.
(Diambil dari Inspirational Christian Stories oleh Vincent Magro-Attard)

Untuk dapat melihat kehendak Tuhan digenapkan di dalam hidup anda, anda harus mengikuti Tuhan dan bukan mengharapkan Tuhan yang mengikuti anda.
(Dave Meyer, Life In The Word, Juni 1997)

"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.... " (Pengkotbah 3:11)

Jadilah Pensil dalam Genggaman-Nya

Sabtu, 16 Juli 2011
Pembuat pensil itu menaruhnya ke samping sebentar, sebelum ia memasukkannya ke dalam kotak.


Ada 5 hal yang perlu kau ketahui, katanya pada pensil, sebelum kau kukirim keseluruh dunia. Hendaknya kau mengingat-ingat selalu dan jangan sampai kau lupakan, dan kau bakal berhasil menjadi pensil terhebat.

Pertama :
Kau bakal bisa melakukan banyak hal-hal yang hebat, tetapi hanya bila kau mau membiarkan dirimu dipegang dalam tangan seseorang.

Kedua :
Kau akan menderita tiap kali diruncingkan, tapi kau butuh itu agar bisa menjadi pensil yang lebih baik.

Ketiga :
Kau bakal bisa mengoreksi tiap kesalahan yang mungkin kau lakukan.

Keempat :
Bagian terpenting dirimu tetap adalah apa yang ada didalam.

Kelima :
Pada tiap permukaan dimana kau dipakai, tinggalkanlah jejakmu. Apapun kondisinya, kau harus terus lanjutkan menulis.

Pensil itu mengangguk mengerti dan berjanji akan mengingat nasihat tersebut. Dan kemudian pensil itu memasuki kotak yang akan diekspor itu dengan suatu tekad kuat dalam hatinya.

Renungan :
Bertukar tempatlah dengan pensil itu, ingatlah nasihat yang sama tadi dan yakinlah, kaupun pasti akan berhasil menjadi orang terbaik.

Pertama :
Kau bakal bisa berbuat banyak hal-hal besar, tetapi hanya apabila kau membiarkan dirimu dipegang dalam tangan-Nya. Dan mengizinkan orang-orang lain mengaksesmu dengan talenta-talenta milikmu.

Kedua :
Engkau pun akan menderita saat diruncingkan, yaitu dalam proses melewati macam-macam badai kehidupan, tapi kau membutuhkan itu agar menjadi lebih kuat.

Ketiga :
Kau bakal mampu memperbaiki kesalahan apa pun yang mungkin kau lakukan.

Keempat :
Bagian terpenting dari dirimu adalah apa yang ada didalam, yakni hati nuranimu.

Kelima :
Dalam setiap peristiwa dan lembaran hidup yang kau jalani, kau harus meninggalkan jejakmu. Tidak peduli bagaimanapun situasinya, kau harus tetap melanjutkan tugas-tugasmu. Jadilah garam dan terang bagi dunia.

Dengan mengerti, menghayati dan mengingatnya, marilah kita lanjutkan hidup kita, berbekalkan suatu tujuan untuk memberi arti bagi hidup kita.

ARTI SAHABAT

Kamis, 07 Juli 2011
Tak ada satupun prasangka diantara masing-masing individu terhadap sahabat, tak ada kedengkian didalam hati, tak ada rasa iri hati terhadap kebahagian yang dimiliki oleh seorang sahabat

Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan
kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.

Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan
mencarinya saat jiwa ingin kedamaian.

Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya,
kau tiada takut membisikkan kata "Tidak"
di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata "Ya".

Dan bilamana dia diam, hatimu berhenti dari mendengar hatinya;
kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan,
segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan disatukan,
dengan kegembiraan tiada terkirakan.

Di kala berpisah dengan sahabat, tidakkah kau berdukacita?
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya,
mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki,
nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali
saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya,
bukanlah cinta, tetapi sebuah jala yang ditebarkan:
hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu,
biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.

Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya,
untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu,
bukan mengisi kekosonganmu.

Dan dalam manisnya persahabatan,
biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Karena dalam titisan kecil embun pagi,
hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.

Betapa puisi persahabatan tersebut terasa penuh makna kehidupan yang tidak pernah akan kering karena disirami oleh rasa percaya akan sesama sahabat yang begitu melekat dalam hati.
Tiada mutiara sebening cinta..
Tiada sutra sehalus kasih sayang..
Tiada embun sesuci ketulusan hati..
Dan tiada hubungan seindah persahabatan..

Sahabat bukan
MATEMATIKA yang dapat dihitung nilainya..
EKONOMI yang mengharapkan materi..
PPKN yang dituntut oleh undang-undang..
Tetapi
Sahabat adalah SEJARAH yang dapat dikenang sepanjang masa...

AGEN RAHASIA

Selasa, 05 Juli 2011
Suatu hari, saat berjalan keluar dari gereja, seorang teman yang berada di depanku berpapasan dengan pendeta yang berdiri di pintu gereja untuk memberi salam. Ia meraih tangan temanku dan menariknya keluar dari rombongan jemaat yang akan keluar dari gereja. Pendeta itu berkata, "Kamu harus bergabung dengan Bala Tentara Allah!"
Temanku berkata, "Saya sudah bergabung dengan Bala Tentara Allah, Pak Pendeta."
Pendeta bertanya, "Bagaimana bisa? Aku tidak pernah melihatmu ke gereja kecuali saat Natal dan Paskah!"
Ia berbisik balik, "Aku ini agen rahasia!"

(Sumber: E-humor)

Anjing Pintar

Senin, 04 Juli 2011
Seorang penjual daging kedatangan seekor anjing di tokonya. Dia melihat uang selembar Rp 50.000,- di mulut anjing itu dan sebuah kertas di lehernya bertuliskan "Tolong 5 kg daging sapi di cincang".
Penjual daging tersebut melayani anjing itu dan menaruh satu kantong plastik daging pada mulut anjing itu, dan dengan tergesa-gesa menutup tokonya. Ternyata, sang penjual daging mengikuti anjing itu.
Anjing itu berhenti menunggu lampu hijau dan melihat ke kiri kanan lalu menyeberang dan menuju ke halte bis. Anjing itu lalu melihat jadwal bis dan duduk di bangku. Ketika bisnya datang, anjing itu berjalan ke depan bis dan mengecek nomor bis kemudian naik ke dalamnya. Penjual tersebut terus mengikuti anjing itu. Ketika bis itu melewati daerah pinggiran, anjing itu menikmati pemandangan. Setelah beberapa saat, anjing itu berdiri dan menekan tombol berhenti. Penjual daging pun ikut turun.

Anjing itu lalu berlari menuju sebuah rumah dan menjatuhkan kantong plastik berisi daging di depan pintu rumah tersebut. Dia lalu mundur sedikit lalu dengan cepat berlari, melompat, dan menabrak pintu. Dia melakukan ini beberapa kali. Tidak ada jawaban dari dalam rumah. Lalu dia melompat ke tembok dan berjalan di atasnya, mengitari taman dan mengetuk jendela dengan kepalanya, setelah itu dia melompat turun dan menunggu di pintu depan.
Seorang lelaki yang besar keluar dan mulai memaki-maki anjing itu. Penjual daging itu berlari mendekat dan berteriak, "Apa yang kamu lakukan? Dia adalah anjing yang pintar!"
Pemiliknya balik menjawab, "Pintar apanya, dia sudah dua kali lupa dengan kunci rumahnya!"

Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. 

Bersepeda Bersama Yesus

Bersepeda Bersama YesusPada awalnya, aku memandang Tuhan sebagai seorang pengamat; seorang hakim yang mencatat segala kesalahanku, sebagai bahan pertimbangan apakah aku akan dimasukkan ke surga atau dicampakkan ke dalam neraka pada saat aku mati. Dia terasa jauh sekali, seperti seorang raja. Aku tahu Dia melalui gambar-gambar-Nya, tetapi aku tidak mengenal-Nya.

Ketika aku bertemu Yesus, pandanganku berubah. Hidupku menjadi bagaikan sebuah arena balap sepeda, tetapi sepedanya adalah sepeda tandem, dan aku tahu bahwa Yesus duduk di belakang, membantu aku mengayuh pedal sepeda.
Aku tidak tahu sejak kapan Yesus mengajakku bertukar tempat, tetapi sejak itu hidupku jadi berubah. Saat aku pegang kendali, aku tahu jalannya. Terasa membosankan, tetapi lebih dapat diprediksi … biasanya, hal itu tak berlangsung lama. Tetapi, saat Yesus kembali pegang kendali, Ia tahu jalan yang panjang dan menyenangkan. Ia membawaku mendaki gunung, juga melewati batu-batu karang yang terjal dengan kecepatan yang menegangkan. Saat-saat seperti itu, aku hanya bisa menggantungkan diriku sepenuhnya pada-Nya! Terkadang rasanya seperti sesuatu yang ‘gila’, tetapi Ia berkata, “Ayo, kayuh terus pedalnya!”
Aku takut, khawatir dan bertanya, “Aku mau dibawa ke mana?” Yesus tertawa dan tak menjawab, dan aku mulai belajar percaya. Aku melupakan kehidupan yang membosankan dan memasuki suatu petualangan baru yang mencengangkan. Dan ketika aku berkata, “Aku takut!” Yesus menurunkan kecepatan, mengayuh santai sambil menggenggam tanganku.
Ia membawaku kepada orang-orang yang menyediakan hadiah-hadiah yang aku perlukan… orang-orang itu membantu menyembuhkan aku, mereka menerimaku dan memberiku sukacita. Mereka membekaliku dengan hal-hal yang aku perlukan untuk melanjutkan perjalanan… perjalananku bersama Tuhanku. Lalu, kami pun kembali mengayuh sepeda kami.

Kemudian, Yesus berkata, “Berikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang membutuhkannya; jika tidak, hadiah-hadiah itu akan menjadi beban bagi kita.” Maka, aku pun melakukannya. Aku membagi-bagikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang kami jumpai, sesuai kebutuhan mereka. Aku belajar bahwa ternyata memberi adalah sesuatu yang membahagiakan.

Pada mulanya, aku tidak ingin mempercayakan hidupku sepenuhnya kepadaNya. Aku takut Ia menjadikan hidupku berantakan; tetapi Yesus tahu rahasia mengayuh sepeda. Ia tahu bagaimana menikung di tikungan tajam, Ia tahu bagaimana melompati batu karang yang tinggi, Ia tahu bagaimana terbang untuk mempercepat melewati tempat-tempat yang menakutkan. Aku belajar untuk diam sementara terus mengayuh… menikmati pemandangan dan semilir angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahku selama perjalanan bersama Sahabatku yang setia: Yesus Kristus.
Dan ketika aku tidak tahu apa lagi yang harus aku lakukan, Yesus akan tersenyum dan berkata… “Mengayuhlah terus, Aku bersamamu.”

Jangan Salah Untuk Memilih Jalan Hidup

Jangan Salah Untuk Memilih Jalan Hidup“TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut.” Ulangan 13.4
Sejak manusia diciptakan, iblis berusaha untuk menipu manusia agar jatuh ke dalam dosa dan kehilangan berkat yang Tuhan sediakan. Hal itu berlangsung terus hingga sekarang, dan tidak akan berhenti hingga waktunya bagi si iblis telah habis. Iblis begitu berpengalaman dalam hal menipu manusia. Dia mempunyai pengalaman ribuan tahun, sehingga jika kita tidak berpegang teguh kepada FirmanNya, maka kita akan dengan mudah terperangkap oleh tipu muslihat si iblis.

Banyak sekali cara yang dapat digunakan oleh iblis untuk mengecoh kita, yaitu melalui kenikmatan harta yang berlimpah-limpah, kenyamanan atas posisi atau jabatan tertentu, pengakuan oleh orang banyak, dan masih banyak lagi tawaran-tawaran yang membuat kita berkompromi dengan dosa. Si iblis selalu menawarkan jalan pintas bagi kita untuk memperoleh semuanya itu, tetapi pada akhirnya kita akan terjerat dengan perangkapnya yang membawa kepada maut.
Tuhan Allah yang kita sembah bukanlah Tuhan yang tidak sanggup membuat kita diberkati dengan segala kelimpahan baik secara rohani maupun jasmani. Tetapi Tuhan kita Yesus Kristus, sanggup memberikan semua berkat sorgawi bagi kita yang setia kepadaNya.
Mungkin kita tidak sabar menunggu jawaban dari Tuhan. Tetapi Tuhan tidak berdiam begitu saja atas semua penderitaan yang kita alami. Dia akan memberikan jalan keluar bagi kita tepat pada waktunya. Dia telah merancang rencana yang indah bagi hidup kita.

Jika kita memilih untuk mencari jalan pintas atas masalah atau kemauan kita yang ingin cepat kaya, cepat dapat posisi atau jabatan, ingin cepat lepas dari kesusahan, dan kita menghalalkan cara-cara yang kotor di hadapan Tuhan; maka kita akan kehilangan rencana yang indah yang telah Tuhan sediakan bagi kita.
Sayang sekali jika kita mengorbankan semuanya itu hanya untuk kenikmatan sesaat, tetapi berujung kepada maut. Awalnya mungkin tidak kita sadari, tetapi itulah siasat iblis dalam menipu dan menjerat kita, sehingga pada akhirnya kita kehilangan berkat dari Tuhan.

KISAH TUKANG BATU DAN TUANNYA

KISAH TUKANG BATU DAN TUANNYA

Di suatu kota yang besar ada seorang tukang batu yang telah dipercaya oleh pengusaha tua yang sangat kaya untuk membangun seluruh rumah si pengusaha tadi. Setiap si pengusaha tadi akan membangun sebuah rumah ia selalu mempercayakan pada si tukang batu tadi, apapun yang disarankan oleh si tukang batu selalu dituruti oleh pengusaha tadi.
Suatu hari si pengusaha tadi memanggil si tukang batu ia meminta untuk dibangunkan rumah tang besar dan yang sangat kokoh untuk rumah pengusaha tadi sebagai cadangan dihari tuanya, iapun mempercayakan sejumlah uang untuk dibangunkan sebuah rumah. Pngusaha tadi meminta agar bahan yang digunakan untuk membangun rumahnya dibuat  dari bahan-bahan yang berkualitas tinggi dan yang paling baik. Lalu si tukang batu segera membelanjakan uang tersebut.
Niat tidak baik mulai menghampiri si tukang batu tersebut, si tukang batu tadi membelanjakan seluruh uang bangunan tadi dengan membelikan bahan bangunan yang berkualitas rendah bahkan kualitas paling rendah. Ia berfikir “ah paling bapak tadi hanya diam soalnya dia kan terlalu mempercayakan semuanya pada ku”.
Waktu terus berlalu dan si tukang batu telah menyelesaikan rumah tersebut. Dan sekarang si tukang batu tersebut menyerahkan kunci rumah pada pengusaha kaya tadi. Katannya “tuan ku rumah sudah saya bangunkan dan tinggal tuanku tempati saja”. Lalu si pengusaha tadi mengucapkanterima kasih pada tukang batu tersebut. Lalu si tukang batu tadi berbalik badan untuk meninggalkan pengusaha tadi, dengan penunh kegembiraan karena ia telah mendapatkan laba yang luar biasa besarnya dari pembangunan rumah tadi. Setelah selangkah meninggalkan pengusaha tadi, si tukang batu dipanggil, “tunggu”kata pengusaha tersebut. Si tukang batu sangat terkejut, ia berfikir bahwa semua kebohongannya selama ini akan terbongkar. Tapi ternyata si pengusaha tadi memanggilnya dan berkata “aku akan memberikan kunci rumah itu kepadamu dan rumah yang kamu bangun itu akan menjadi milikmu. Betapa terkejutnya dan menyesalnya si tukang batu tadi. Ia menyesal kenapa ia membangun rumah dengan kualitas rendah padahal rumah itu untuk dirinya.
Guys, apa sih yang kita dapet dari cerita tadi??? Mungkin kebanyakan orang melakukan sesuatu seenak hatinya jika bukan untuk dirinya atau dengan kata lain gak ada keuntungannya untuk dirinya sendiri. So gimana dengan kita guys….apa kita akan berlakuan seperti itu, apa kita akan memberikan sesuatu yang buruk untuk orang lain juga????? Eits ingat guys Tuhan aja mau ngorbanin dirinya untuk kita n bukan kepentingan Yesus lho……jadi lakukan apapun yang terbaik untuk orang lain selama kita bisa kenapa enggak……coz kita kan uda di kasi yang terbaik dari Dia….So berikan yang terbaik untuk sesama Dia dan sesama kita. Amin

Buka Mata, dan Jadilah Indah...

Jumat, 01 Juli 2011
Dunia nyata dan permainan sulap...
Yang membuatnya memiliki persamaan adalah misteri.

Hidup ini penuh misteri..
Hanya Sang Pencipta yang mengetahuinya..
Kita tak pernah tau apa yang akan terjadi kelak
Semuanya telah diatur oleh Yang Kuasa..

Begitu pula permainan sulap..
Seringkali kita terpukau dan berpikir mengenai rahasianya..
Ia hanya manjadi misteri tak terungkap
Hanya Sang Pesulap yang tahu..

Namun bukan berarti tak ada beda..
Hidup ini bukan sulap..
Tak ada bahagia yang akan datang dengan sendirinya..
Tak ada asa yang tercapai tanpa berbuat apa-apa..

Tak akan ada cerita:
Buka mata, dan jadilah indah....